Tak begitu jelas bagai mana perasaan saat ini, mungkin kaRena kehadiranmu bagai sebuah bumerang, membawa kebahagiaan diikuti penderitaan menanti dibaliknya. Hari demi hari berlalu kita bertukar pesan chat layaknya teman biasa. Tak ada yang istimewa dalam prbingcangan kita. kita pun tak pernah membicarakan persoalan masa lalu.
Hanya basa-basi mengenai perkembangan bisnis, kita mulai terbuka berceritan tentang berbagai permasalahan dengan para klien, dengan para senior dan karyawan lain ditempat kerja masing-masing. Sungguh hanya saling bercerita dan saling menyemangati. Tapi tak bisa dibohongi aku senang.
Semakin lama tak cukup bagiku hanya berbincang lewat chatting aku ingin bertemu. Tapi kesadaran diri membuatku menahan keserakahan itu. Harusnya aku bersyukur sudah bisa seperti ini.
***
Ini hari yang sibuk, kantor mengadakan sebuah acara untuk para karyawan. Semuanya dikenankan untuk membawa keluarga, pasangan maupun temannya masing-masing.
Irene sibuk memikirkan gaun yang akan dia kenakan pada acara nanti.
“Ren, yang mana?! Kiri atau kanan?” Irene sambil memegang gaun dikedua tangannya
“mmmm.... yang lain saja” tegas
“ugh, kalau begitu tolong Ren yang pilihkan ya..” Irene melepas gaun-gaun itu lalu bergelayut ketangan Ren
“kau ini sungguh merepotkan, tak cukup memintaku menemanimu diacara, kamu membuatku harus berbelanja juga”
“hehe, tapi kau tak masalah untuk ikut kan”
“ya.. apa boleh buat”
“meski kau bilang begitu, aku tahu kau akan tetap mengikuti kemauanku” manja Irene sambil menggenggam tangan Ren semakin erat.
“Hahah...” tawa mereka berdua sambil berjalan memilih baju yang akan mereka kenakan
Irene sangat senang, karena selain ini pesta pertamanya dalam kegiatan kantor, yang lebih membuatnya senang adalah kehadiran Ren, dan Ren akan pergi bersama sebagai pasangan pestanya.
“ugh.. ini seperti kencan” seru Irene dalam hati kegirangan.
“oh! Ren bagaimana kalau kita beli pakaian couple? Hehe...”
“pakaian couple? Itu bukannya untuk pasangan..”
“Tak masalahkan, kita pasangan pesta?!”
“kalau aku suka desainnya... aku akan ikut”
“Haha kau pasti suka, ayo kita cari! Aku punya teman yang bekerja dibutik, ayo kesana.. dia punya desain yang unik, dan akan sesuai seleramu”
Bukan hal besar bagi Ren jika hanya pakaian couple, kaRena baginya Irene sudah seperti adik perempuan, dan sahabatnya. Jika itu bisa menyenangkan Irene tak masalah.
***
Ditempat yang sama Elja dan Herley juga sedang berjalan-jalan, kedua pasangan itu begitu dekat tapi terhalang pandang oleh pakaian, dan mereka yang sama-sama tak memperhatikan orang sekitar, sehingga mereka tidak bertemu.
Meski begitu perasaan Elja seperti mengenali sekilas sosok punggung laki-laki yang dilihatnya, namun pikirnya “ah bagaimana mungkin itu dia...”
“Elja, mau makan dulu sebelum pulang?” tanya Herley
“ya, tapi cari makanan yang paling pedasss....!!” semangat Elja
“hahah.... ya mari cari seperti yang kau mau”
Mereka masuk kesebuah restoran seafood langganan mereka, sambil berbincang-bincang. Menghabiskan waktu disana..kemudian kembali kerumah, untuk bersiap-siap pada acara malam nanti.
***
Dirumah, saatnya bersiap-siap. Elja dibantu para pelayan saat make up, dan mengenakan pakain. Sehingga tak butuh waktu lama.
Elja terlihat anggunn dengan balutan gaun biru panjang sampai kemata kakinya, gaun itu mengikuti lekuk tubuh sampai kebagian lutut, dan agak mekar pada bagian betis hingga mata kakinya. Memperlihatkan lekuk tubuh indah Elja yang semampai.
Dengan bagian punggung yang terbuka.. menambah kesan seksi pada penampilan Elja. Pada bagian dada yang agak terbuka ditambah riasan kalung permata biru yang simple namun mewah. Perhiasan lain pun ditambahkan, seperti cincin, gelang, dan anting-anting. Semua perhiasan terlihat simple namun elegan memberikan kesan mewah tanpa harus mencolok.
Tidak lupa bagian rambutnya diberikan pernak pernik, membuat Elja bak seorang putri pada saat ini.
Sementara Herley datang untuk menjemput Elja, telah menunggu diruang tamu lantai bawah, heley tak kalah gagahnya dengan pakaian senada yang dikenakannya dengan Elja, membuat mereka terlihat seperti soulmate yang cocok.
Elja berjalan turun menyusuri anak tangga menghampiri Herley. Herley yang melihatnya berdecak kagum melihat penampilan wanita itu. bentuk tubuh yang indah, lehet jenjangnya, sepatu kacanya sangat cantik, memperlihatkan kaki yang indah. Sinar mata wanita itu bagaikan burung elang yang turun dari langit untuk menangkap mangsanya, sangat menantang namun juga sangat sempurna!!!
Hatinya berdebar seiring Elja berjalan mendekatinya, hingga sapaan Elja membuyarkan lamunannya.
“sudah lama menunggu?”
“oh, kau sangat cantik Elja! Luar biasa” Herley mengabaikan pertanyaan Elja
“terimakasih Herley..”
“ kau sempurna dengan gaun itu”
Herley memberikan tangannya, mengajak Elja berjalan bersama...
“mah kami berangkat..” pamit Herley pada orang tua Elja
“bersenang-senanglah”
Mobil Herley meluncur menuju hotel tempat acara dilangsungkan. Sepanjang perjalanan sesekali dia melirik Elja melalui cermin, Elja adalah wanita sempurna, cantik, pintar, namun Herley menyadari selama ini hubungan mereka berdua tak sekalipun Elja melihat Herley sebagai seorang pria.
Ia tahu ada kekosongan didalam hati Elja, dia berusaha mengisi kekosongan itu namun seolah tak pernah sampai pada kedalaman hati Elja. Dia membentengi dirinya dari perasaan luar, dan menolak segala bentuk kepekaan. Namun Herley tak pernah menyerah.
ia yakin perlahan ia dapat menggantikan posisi laki-laki itu dihati Elja, kaRena ia percaya diri bahwa ketulusannya hanya pada Elja seorang. Jadi berapa lama pun dia akan menungggu hingga Elja membuka hati padanya.
***
Irene mengenakan gaun panjang merah muda, dengan Renda putih.., gaun yang sederhana manum anggun, warna yang menyejukan mata, serasi dengan setelah jas yang dikenakan Ren, itu adalah pakaian couple yang mereka pilih kemaRen. Sementara Irene tengah berdandan, Ren tengah menunggunya.
“Ren! Bagaimana, cantik? Hehe..”
“ya, sangat cantik Irene”
Ren duduk diruang tamu dan melihat Irene yang berputar dengan gaunnya didepan Ren.
“ekspresi apa itu? kamu mengatakannya dengan datar. Sangat tidak tulus!” cetus Irene dengan wajah cemberut
“hah?, hahaha... ya kau sangaat cantik malam ini tuan putrii...” Ren merayu Irene yang memasang wajah cemberut.
“Tidak tuluss!!” Irene mencondongkan tubuhnya kedepan Ren lalu melipat kedua tangannya di dada dan merajuk memalingkan wajahnya
“ya ampun, maaf tuan putri.. sekarang bagaimana agar kau mengerti bahwa aku mengatakannya dengan tulus”
Ren berusaha memelas. Hingga akhirnya suara tawa mereka pecah,
“bagaimana? Tuan putri sudah siap?” Ren mengelus kepala iRena
“ugh, Ren berhenti memperlakukanku seperti anak kecil!” wajah Irene memerah kaRena malu
“baiklah, sudah siap?” tanya Ren sambil memberikan tangannya pada Irene
“ya aku siap!” jawab Irene dengan bahagia. Kemudian menggandeng tangan Ren.
Mereka berjalan menuju mobil Ren, dan berangkat ke tempat acara
***
Acara dimulai pukul 18:00 (delapan malam) terlihat pada tamu sudah mulai berdatangan membawa teman, pasangan, serta keluarga mereka masing-masing.
Irene dan Ren masuk, terlihat Irene yang menggandeng tangan Ren sangat mesra. Orang-orang yang melihatnya akan berfikir bahwa mereka adalah pasangan.
Teman teman Irene menyapa dan mereka pun ikut bergabung,
“siapa dia? Tampan sekali... pacarmu?” tanya salah seorang teman Irene
“dia teman sewaktu kuliah, kami tidak pacaran” uangkap Irene sambil malu-malu
“apa seperti istilah jaman sekarang ya, tidak pacaran tapi menjaga perasaan?” goda seorang teman yang lain..
Ren hanya tersenyum, kemudian dia bergabung dengan teman-teman laki-kalinya yang ia kenali dipasta itu.
“Irene, dia lelaki yang tampan, jika kalian tidak pacaran.. tidak masalahkan kalau aku menggodanya?”
“Hahaha, ya benar Irene, kami akan menggodanya kaRena dia tampan” balas temannya yang lain.
“goda saja, tapi aku yang akan mendapatkannya” kata Irene dengan yakin.
Kemudian mereka tenggelam dalam perbincangan mereka.
***
Diperjalanan Elja dan Herley terjebak macet, sehingga mereka agak lambat. Tapi tidak masalah kaRena mereka tahu acara belum dimulai. Hanya saja Herley cemas Elja akan bosan..
“apa kau bosan? Maaf aku harusnya tak lewat jalur ini” ungkap Herley dengan penuh penyesalan
“tidak apa-apa, aku tidak bosan” Elja tersenyum untuk menenangkan Herley
Sekitar 15 menit terjebak macet, mereka akhirnya tiba ditempat acara. Herley keluar dari mobil lebih dulu, lalu membukakan pintu untuk Elja.
“ayo”
“ya..”
Percakapan singkat, lalu mereka masuk bergandengan. Semua pandangan mata tertuju pada mereka. Selain kaRena Elja adalah anak pemilik perusahaan itu, kecantikannya sungguh memukau. Dia ibaratbintangyang paling bercahaya diantara bintang lainnya dikegelapan malam.
Setiap langkahnya menunjukan keindahan dirinya, dipenuhi kharisma dan kecantikan membuat setiap mata melihatnya. Tak terkecuali Ren yang ada disana!
Itu pertemuan pertamanya dengan Elja setelah 5 tahun berlalu saat perpisahan dulu. Elja benar-benar sangat mempesona. Melihat seorang pria disampingnya, Ren tahu jelas siapa pria itu. pria itu adalah orang yang sangat mengagumi Elja sedari dulu, dia tahu kekuasaan keluarga pria itu.
Emosinya meledak-ledak tak karuan didalam dada. Ada sebuah cerita masa lalu antara Ren dan Herley yang tak diketahui siapa pun. Hati Ren hancur tak disangka akan serapuh ini. dia kira tidak akan apa-apa jika harus bertemu lagi. Tapi ternyata rasa cintanya pada Elja begitu dalam lebih dari yang dia kira.
***
Elja dan Herley yang berjalan masuk ruangan bagaikan seorang putri dan pangeran yang sempurna. Terlihat sang lelaki berjalan dengan bangga dan bahagia menggandeng wanita yang dicintainya.
Namun diraut wajah Elja terlihat kosong, wajahnya yang begitu cantik sempurna, entah bagaimana terlihat menyimpan sebuah kedukaan mendalam yang berusaha ditutupinya. Elja tak terlalu memberikan ekspresi, namun itu tak mengurangi sedikitpun kecantikannya.
Saat melemparkan pandangannya kearah para tamu, saat itulah matanya dan mata Ren bertemu! Bagai terkena petir di siang hari wajah Elja seketika memucat, langkahnya terhenti sehinga membuat Herley yang berdiri disampingnya terkejut.
“kau baik-baik saja? Ada yang tidak enak?” tanya Herley dengan khawatir
“kupikir aku melamun, maaf”
Kemudian mereka lanjut berjalan menuju kerumunan orang di pesta, Herley menggandeng tangan Elja kaRena khawatir. Lalu mencarikan tempat duduk.
“duduklah aku akan ambil air”
“tidak perlu Herley” Elja menarik lengan Herley dan tersenyum
“kau yakin? Aku tidak tahu apa yang membuatmu merasa tidak nyaman, tapi bersantailah Elja”
Herley bicara sambil menggenggam tangan Elja, matanya tak bisa membohongi bahwa ia sungguh mencintai dan mengkhawatirkan wanita ini.
Melihat Herley yang begitu mencemaskannya, Elja merasa tidak enak dan membalas genggaman tangan Herley
“aku baik-baik saja, nikmatilah pesta..” Senyum Elja meyakinkan
“aku tak bisa membiarkanmu sendiri Elja, kau sungguh membuatku resah sayang”
Elja tak menjawab, ia hanya terdiam. Seluruh tubuhnya terasa lemas tak bertenaga. Kakinya gemetar bahkan utuk menopang tubuhnya pun tak mampu.
“Aku hanya terlalu lelah, kau bisa tinggalkan kau”.
Melihat Herley yang bersikeras mengkhawatirkan dirinya, Elja merasa bersalah. Dimata Elja, Herley adalah lelaki yang baik tidak hanya padanya tapi lelaki ini juga dekat pada keluarga dan kedua orang tuanya. Sosok yang sempurna “seharusnya”...
***
Ditempatnya berdiri, Ren tertegun sejenak kemudian pergi ke toilet untuk membasuh wajah. Berharap dapat menyadarkan dirinya dari kegelisahannya.
Ia memandangi wajahnya dikaca kemudian berfikir ekspresi seperti apa yang ia tunjukan saat melihat Elja tadi..? terkejut?
“ah yang benar saja, harusnya tidak begitu. ” ucapnya sampit meletangan jari pada keningnya yang dikerutkan.
Saat Ren akan keluar rupanya Irene sedang mencarinya.
“disini rupanya, kau begitu sulit ditemukan! Ayoo sekarang waktunya dansa. Kita harus ikut bergabung juga”
Ren pasrah saat Irene menarik lengannya menuju kerumunan.
Ditengah-tengah kerumunan terlihat Elja berdiri angun dengan gaun birunya dan perlahan orng-orang memberi ruang baginya dan Herley untuk membuka acara dansa sebagai pasanagn pertama yang berdansa.
Herley menggandeng tangan Elja kemudian meletakannya di pundak, kemudian tangan Herley melingkar di pinggang ramping Elja. Semua mata seRentak memperhatikan pasangan itu termasuk Ren, ucapan Irene memecahkan lamunan Ren
“nona Elja terlihat sangat sempurkan, aku iri padanya”
“ya, dia sempurna” ucap Ren,
Ucapan itu sangat tulus, namun juga mengandung kepedihan didalam nada pengucapannya. Irene menoleh kearah Ren yang memperhatikan Elja, dibalik matanya terlihat dia tidak sedang memandang orang asing. Itu seperti pandangan kepada orang yang sangat dirindukan.
Lima tahun yang lalu saat perpisahan Elja dan Ren siapa sangka ternyata ada hubungannya dengan Herley dan sekarang pria itu yang berdiri disamping Elja..
Note: Sebenarnya bagaimanakah kejadian dibalik perpisahan Ren dan Elja lima tahun yang lalu? Apa kaitannya dengan Herley? Dan mengapa Elja tidak mengetahui itu sama sekali?
(Bersambung)
Penulis : Erina Kristiani
ditunggu update selanjutnya
BalasHapus