***
Malam ini tak begitu cerah, tak ada bintang, bahkan
hawa sangat dingin begitu menusuk.
Aku menyandarkan pungung pada sebuah kursi
santai di balkon apartemen, memegangi gelas teh hangat yang kuseduh.
Pikiranku melayang jauh, kemudian perlahan
air mata mengalir diujung mata, dadaku sesak lagi, ingatan tentang dirimu
selalu membuatku menderita. Aku merasa sangat rapuh, hati ini hampa semenjak
saat itu. Kamu.. seseorang yang begitu aku benci tapi juga aku rindukan.
Andai kau tahu perjalanan melupakan yang
kulalui. Lima tahun telah yang berlalu, namun
masih jelas ingatan tentang kenangan kala itu. kamu seorang lelaki yang begitu
berharga bagiku. Pergi begitu saja tanpa pernjelasan, tanpa memikirkan
perasaanku. Meninggalkanku demi dia yang bagimu lebih baik.
Apa kau tahu bagaimana menderitanya aku?
apa kau tau perasaanku yang penuh keputusasan atas kepergianmu yang tanpa
penjelasan.
Setelah itu kamu menghindariku,
memandangku seperti orang asing, apa kau
tahu betapa hancurnya aku.
“REN!!” nama itu terucap tanpa kusadari,
aku memegangi dadaku yang terasa sesak.
Logika ku selalu kalah jika berhubungan
tentang dirimu
Apa kau tahu.. bagiku setiap waktu yang
dilalui bersamamu sangat mengesankan. Aku tidak pernah memandang yang lain
selain kamu. Sekalipun keyakinan kita yang berbeda aku tak pernah
memperhitungkan itu. yang penting bagiku adalah bersamamu dan menjadi bahagia.
Sekali pun telah berlalu begitu lma tapi
tak sekali pun aku melupakanmu, membekas dalam hati, tertanam dalam batin,
menjadi serpihan duri dalam daging namun tak sedikit pun ingatan tentangmu
pudar.
“Ahh sudahlah Elja, jangan mengenangnya
lagi...” aku bicara pada diriku sendiri.
Aku pun pergi ketempat tidur, berbaring dan memejamkan mataku yang masih basah karena air mata, berharap semua rasa sakit ini hilang bersama dengan tidurku malam ini.
***
Disisi lain, disuatu tempat yang berbeda,
di malam yang sama. Rupanya bukan hanya Elja yang menderita tapi Ren juga,
namun dia menyembunyikan perasaannya. Sudah lima tahun berlalu dia berusaha
berpura-pura mengabaikan Elja. Ternyata ada suatu hal yang tidak diceritakan
Ren...
Lima tahun berlalu, Ren masih mencintai
Elja. Dia pergi bukan atas keinginannya. Dia harus melakukannya karena orang
tuanya yang tidak merestui hubungan mereka. Latar belakang keluarga Ren yang ternyata
adalah saingan bisnis keluarga Elja membuat orang tua Elja pun tidak
menyukainya.
Kedua insan ini rupanya saling mencintai namun, Ren memilih untuk mematahkan hati mereka, berharap Elja mendapatkan kebahagiaan bersama orang lain, yang dimana itu pun menyakitinya. Sungguh bagaikan pedang bermata dua.
***
Sementara itu kala ren tenggelam dalam
pikirannya tentang kabar elja. Tibalah “Aldo”
sahabat dekatnya..
Dia juga sahabat dekat Elja, dulu mereka
selalu bersama tapi sekarang hanya aldo yang berhubunga baik denagn Alja,
yaa... itu karena ren yang menghindari.
“Ren! Ke cafe yok,. Bosan ni seharian
dikantor” ajak Aldo
“ok, gw juga lagi kacau banget nih butuh
hiburan”
Akhirnya mereka berangkat, dan
menghabiskan waktu mereka bersama teman-teman yang lain. Saat tengah asik
berkumpul salah seorang teman berbicara sambil memperlihatkan sebuah gambar di
instagram
“wah gilaa! Ini si Elja, makin cantik aja
sekarang.”
Ren ter henyak mendengar nama Elja, namun
bersikap tenang dan tidak banyak merespon. Namun diam-diam dia juga melihat
gambar yang ditunjukan temannya.
“dia masih saja cantik seperti dulu” ucap
Ren dalam hatinya sambil tersenyum...
Malam itu mereka menghabiskan malam di bar
cafe, kebiasan yang mereka lakukan saat malam minggu. Untuk melepas lelah
dikantor.
Malam itu mungkin karena pengaruh alkohol
dan juga rindunya pada Elja dia meminta kontak elja pada Aldo dan
menghubunginya. Namun tidak diangkat
“wah gak diangkat.., apa udah tidur ya?”
“Ah iya ini kan sudah tengah malam anak
perempuan pasti udah tidur” kata Aldo
“Atau... lagi malam mingguan sama pacarnya
kali... hahahaa” kata salah seorang teman mereka
Seketika dada Ren terasa sakit seolah
terkoyak, mendengar ucapan temannya. Memang bukan hal baru lagi. Karena setahun
semenjak putus dengan Ren.. Elja telah menjalin hubungan dengan laki-kali
pilihan ayahnya. Jadi bisa dikataan hubungan mereka Elja dan pacarnya telah
berjalan selama 4 tahun.
Ren terdiam sesaat.. kemudian dia mengetik
sebuah pesan...
Isinya.... “hy Elja, apa kabarmu? Ini aku
Ren.”
Pesan itu terkirim namun belum dibaca. kemudian Ren menghela nafas kepalanya terasa berat lalu memutuskan untuk pulang kerumah malam ini. Fikirannya tak karuan dia ingin tidur dan menenangkan diri.
(Bersambung.............)
Baca Juga : Kisah Kita Yang Terhenti Part 2
Keren,tatap berikan kisah menginspirasi yang memberi semangat bagi setiap orang.
BalasHapusGbu......
Ditunggu kelanjutan kisahnya😊
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung di web blog erin.my.id
BalasHapus