Ketika nanti aku tiba-tiba bilang “Rindu” ketahuilah aku
sudah menyingkirkan harga diriku berulang kali untuk mengatakannya. Tapi belum untuk
saat ini, aku masih bertahan, aku masih mampu menanggungnya seorang diri.
Kadang aku tahu yang kusebut harga diri justru gambaran keras kepala, dan
keegoisanku.
Inginku jujur membebaskan diri, tapi aku terlalu
pengecut untuk menghadapi. Terlalu pengecut menerima penolakan, bahkan jika
kamu menerimanya aku akan sangat bahagia, tapi itu akan membuatku menjadi
serakah padamu. Aku tidak menginginkan diriku seperti itu, sama sekali tidak.
Adilkah jika begini? Ah! aku yang payah, sebenarnya hanya terus melarikan diri, menjauh
demi kesehatan mentalku. Lucu bukan?
Pada akhirnya tidak mampu memilih, dalam kebimbangan dalam
penderitaan, seorang diri menahannya, menutupinya dari dunia. Tapi terkadang aku
berharap kamu tahu semua ini, aku ingin kamu mengerti bahwa diamku bukan
berarti aku telah berubah, namun sekali lagi aku tidak mampu mengutarakannya, begitu
payahnya aku seorang pengecut ketika berhadapan pada sebuah perasaan.
Aku rindu, sungguh. Aku yang menginginkannya tapi memilih
menyingkirkan angan itu. Sekali lagi aku meyakinkan diriku, aku melakukan hal
yang benar!! Ini memang menyakitkan saat ini, tapi jika tidak sekarang... nanti
justru akan berpuluh kali lipat. Waktu akan membuatku terbiasa, ya.. itulah
yang dikatakan logikaku, logika yang membuatku berdiri kokoh dengan kepercayaan
diri, menutupi kerapuhan diri.
Penulis : Erina Kristiani😉
👍
BalasHapus